LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PANEN DAN PASCA PANEN
HAMA PADA KACANG
TANAH
Oleh:
NAMA : GANDA ARIEF SUJENDRO
NIM : 111510501100
KELAS : BEASISWA UNGGULAN (BU)
LABORATORIUM HAMA TUMBUHAN
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT
TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
Pada praktikum kali ini, hama yang ditemukan pada
kacang tanah adalah sebagai berikut:
1. Carpophilus
hemipterus
Gambar
3. Hama Carpophilus hemipterus
a. Gambaran
umum
Spesies Carpophilus kecuali
merusak kopra, biasanya merusak simpanan bahan-bahan yang mengandung minyak
seperti kacang tanah, bungkil dan sebagainya. Serangan Carpophilus hemipterus tersendiri
tidak merugikan, tetapi dengan adanya komplikasi serangan dapat menambah
rusaknya simpanan.
b. Morfologi
Kumbang Carpophilus berwarna kelabu
hitam, coklat tua sampai hitam.Carpophilus hemipterus dewasa
berukuran 3 -5 mm. Kumbang mempunyai sayap depan yang tidak menutupi
seluruh abdomennya. Sehingga ujung abdomen tampak dari arah dorsal. Elitra
ditutupi oleh rambut-rambut jarang.AntenaCarpophilus hemipterus membesar
pada tiga ruas terakhir sehingga bentuknya menyerupai alat pemukul gong.
Larva Carpophilus hemipterus berambut pendek dan
jarang. Tiga pasang tungkai torakalnya dapat digunakan untuk bergerak
aktif. Pada pertumbuhan penuh panjang kira-kira 2 kali panjang
kumbang dewasa yaitu 5 – 7 mm.
c. Siklus hidup
Daur hidup hama ini 3-5 minggu. Kumbang dewasa dapat
hidup selama 3-10 bulan. Masa oviposisi imagobetina adalah 37 hari yang
dihitung dari peletakan telur pertama sampai tidak adapeletakan telur. Rerata
jumlah telur yang diletakkan imago betina selamahidupnya sebanyak 53, 5 ± 2, 79
butir. Rerata lama hidup imago betina adalah46,3 ± 1, 05 hari yang diperoleh
dari pertama kali menjadi imago sampai imagomati, sedangkan lama hidup imago
jantan adalah 54, 5 ± 3, 40 hari. imago jantan berumur lebih panjang dibanding
imago betina yaitu146 hari sedangkan imago betina dapat hidup selama 103 hari
pada inang buahara. Imago C. hemipterus mampu memproduksi rerata 1000 telur
atau lebih sepanjang hidupnya, masa pra oviposisi adalah 3 hari dan masa
oviposisi adalah 61 hari pada inang buah yang matang.
d. Penanganan
Pengendalian hama ini yakni
melalui pengaturan suhu, kelembaban dalam tempat penyimpanan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan
serangga, membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir, tanah liat
dankayu jati untuk melindungi biji-bijian sesuai skala penyimpanan,tambahkan
bahan dari tumbuhan seperti bibit neem, daun neem, dan minyak
neem karena mengandung senyawa kimia penolak hama dalamsimpanan.
Pemanfaatan patogen hama gudang misalnya
bakteri Bacillusthuringiensis dengan aplikasi secara langsung pada
komoditas simpananatau aplikasi dengan cara disebarkan pada perangkap. pemanfaatan
musuh alami (predator dan parasitoid) pada tempatpenyimpanan, dan penggunaan
genotipe tahan terhadap serangan hama pasca panen.
2.
Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis)
Gambar 1.
Hama Callosobruchus chinensis
a. Ciri
Morfologi
Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau
(Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil
dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Callosobruchus chinensis L. berbentuk
bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus
chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna
kekuning-kuningan.Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada
thoraknya.
Kepala Callosobruchus
chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror)
abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya
atau sebagian. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian
kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap.
Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya
bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda.
Pada kumbang jantan mempunyai ukuran
tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm –
3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur
berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu
keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal,
dan rata pada bagian yang melekat pada biji. Larva Callosobruchus
chinensis L. tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak
kecoklatan.
b. Sistematika
Kumbang ini mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Coleoptera
Famili :Bruchidae
Genus :Callosobruchus
Spesies :Callosobruchus chinensis
c. Siklus Hidup
Imago Callosobruchus chinensis
L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan
produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva
biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang
melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan.
Larva selanjutnya berkembang dalam biji.
Sebelum manjadi pupa larva membuat
lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama
stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus
chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya
bertahan paling lama 12 hari.
d. Gejala
Serangan
Gejala
serangan kumbang bruchus pada biji kacang hijau dikenali dengan adanya
lubang-lubang pada butiran kedelai. Biji kedelai yang terserang bruchus juga
merupakan tempat berlindung serangga. Kadang-kadang tampak serangga keluar dari
dalam lubang gerekan (Abumutsanna, 2008).
Gambar 2.
Hama Callosobruchus chinensis pada kacang tanah
e. Pengendalian
Pengendalian hama kumbang
bruchus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan gudang dan dengan cara
fumigasi, antara lain menggunakan methyl bromida sesuai petunjuk teknis
(Abumutsanna, 2008).
Pengendalian hama ini yakni
melalui pengaturan suhu, kelembaban dalam tempat penyimpanan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan
serangga, membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir, tanah liat
dan kayu jati untuk melindungi biji-bijian sesuai skala penyimpanan,tambahkan
bahan dari tumbuhan seperti bibit neem, daun neem, dan minyak
neem karena mengandung senyawa kimia penolak hama dalam simpanan.
Pemanfaatan patogen hama gudang misalnya
bakteri Bacillusthuringiensis dengan aplikasi secara langsung pada
komoditas simpanan atau aplikasi dengan
cara disebarkan pada perangkap. pemanfaatan musuh alami (predator dan
parasitoid) pada tempat penyimpanan, dan penggunaan genotipe tahan terhadap serangan
hama pasca panen.
e. Penanganan
Ø Insektisida botani berasal dari bahan alami tumbuhan.
Memiliki sifat spesifik sehingga aman bagi musuh alami hama. Residunya pun
mudah terurai hingga aman bagi lingkungan. Bahan bakunya dapat diperoleh dengan
mudah dan murah.
Ø Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau
majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai
penolak, penarik, antifertilitas pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati
dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar