BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media tanam adalah media
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan suatu tanaman sehingga tanaman dapat
tumbuh dan berkembang dalam media, media ini tentunya membutuhkan unsur-unsur
untuk membuat tanaman yang ditanami dapat tumbuh dan berkembang. Tanaman
mendapatkan makanan dengan cara menyerap unsur-unsur hara dan mineral melalui
akar yang nantinnya unsur-unsur ini akan digunakan dalam proses fotosintesis,
dari proses inilah akan didapatkan fotosintat sebagai hasil yang akan
disebarkan kebagian yang membutuhkan sebagai makanannya.
Saat ini telah dikenal
sistem Hidroponik untuk cara bercocok tanam yang baru, sistem Hidroponik ini
tidak menggunakan tanah sebagai medaia tanamnya. Media – media yang biasanya
digunakan dalam sistem hidroponik ini
biasanya berupa krikil, sabut kelapa,
pasir, pecahan batu karang, arang sekam, potongan kayu dan busa. Sistem
Hidroponik ini merupakan teknologi bercocok tanam, yang menggunakan air,
nutrisi, dan oksigen.
Tanaman yang cocok ditanam
melalui teknik Hidroponik ini merupakan tanaman yang musiman, seperti contohnya
sayuran. Sayuran kini mulai di kembangkan untuk teknik media tanam melalui
teknik Hidroponik ini, misalnya sayuran sejenis Kangkung, Sawi dan Pak coi.
Pada awalnya bertanam secara hidroponik
menggunakan wadah yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan pupuk, baik
pupuk mikro maupun pupuk makro.Pada perkembangannya, bertanam hidroponik
meliputi berbagai cara yaitu bertanam tanpa medium tanah, tidak hanya
menggunakan wadah yang hanya diisi air berpupuk saja. Medium pasir, perlite,
zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan yang digunakan oleh para praktisi di dunia dalam
bertanam secara hidroponik.Menurut Russel (1977), nitrogen merupakansuatu unsur yang paling
banyak dibutuhkandalam hubungannya dengan pertumbuhantanaman. Unsur ini
dijumpai dalamjumlah besar pada bagian jaringan tanamanyang muda daripada di
jaringan tanaman yangtua, terutama berakumulasi pada bagian daundan biji.
Nitrogen merupakan unsur penyusunsetiap sel hidup, karenanya terdapat
padaseluruh bagian tanaman dan dibutuhkansepanjang pertumbuhannya. Dengan
demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman dari dalam tanah berhubungan
langsung dengan bobot basah dan bobot kering tanaman.
Tanaman yang dikembangikan
dalam teknik media tanam melalui teknik Hidroponik ini membutuhkan asupan
nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembanganya. Pada dasarnya
tidak hanya tanaman yang dikembangkan melalui teknik Hidroponik saja yang
membutuhkan asupan nutrisi semua tanaman yang hidup membutuhkan asupan nutrisi
untuk kelangsungan hidupnya.
1.2 Tujuan
Mahasiswa memahami dan
mengerti pemanfaatan media tanam non tanah dalam budidaya secara hidroponik
serta mengkaji respon dari media yang ada terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hidroponik
berasal dari bahasa Latin hydros yang
berarti air dan phonos yang berarti
kerja.Hidroponik arti harfiahnya adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik
kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation, soilless culture).Pada awalnya bertanam
secara hidroponik menggunakan wadah yang hanya berisi air yang telah
dicampur dengan pupuk, baik pupuk mikro maupun pupuk makro.Pada
perkembangannya, bertanam hidroponik meliputi berbagai cara yaitu bertanam
tanpa medium tanah, tidak hanya menggunakan wadah yang hanya diisi air berpupuk
saja. Medium pasir, perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan yang digunakan oleh para praktisi di dunia dalam
bertanam secara hidroponik.Menurut Russel (1977), nitrogen merupakansuatu unsur yang paling
banyak dibutuhkandalam hubungannya dengan pertumbuhantanaman. Unsur ini
dijumpai dalamjumlah besar pada bagian jaringan tanamanyang muda daripada di
jaringan tanaman yangtua, terutama berakumulasi pada bagian daundan biji.
Nitrogen merupakan unsur penyusunsetiap sel hidup, karenanya terdapat
padaseluruh bagian tanaman dan dibutuhkansepanjang pertumbuhannya. Dengan
demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman dari dalam tanah berhubungan langsung
dengan bobot basah dan bobot kering tanaman.
Dalam teknik Hidroponik ini mempunyai keunggulan, keunggulan itu
diantaranya :
1.
Perawatan
lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2.
Pemakaian
pupuk lebih hemat.
3.
Tanaman
hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan
keadaan tidak kotor dan tidak rusak.
4.
Beberapa
jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5.
Tanaman
hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang
terbatas.
Hidroponik mempunyai metode, metode yang ada dalam sistem Hidroponik ini
dibedakan menjadi dua metode, diantaranya :
1) Hidroponik substrat
Metode
ini tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan dalam hidroponik substrat antara lain batu apung, pasir, serbuk gergaji, atau gambut. Media tanam sebelum digunakan harus dilakukan sterilisasi dahulu. Cara paling umum dilakukan adalah dengan penguapan atau dengan bahan kimia. Larutan nutrisi atau pupuk diberikan dengan cara disiramkan atau dialirkan melalui sistem irigasi, setiap pemberian larutan nutrisi, harus dapat melembapkan barisan tanaman secara seragam. Banyaknya penyiraman tergantung dari pertumbuhan tanaman, jenis substrat, dan iklim. Permukaan substrat yang kasar dan tidak teratur harus lebih sering disiram.
2) Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Metode
ini dilakukan dengan cara meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut dialirkan dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran berkembang di dalam larutan nutrien. Larutan
nutrien atau zat hara, adalah makanan bagi tanaman
yang berupa campuran garam-garam pupuk yang
dilarutkan dan diberikan secara teratur. Karena pada sistem hidroponik, media tanam hanya sebagai penopang akar, sehingga garam-garam pupuk harus mengandung semua unsur yang diperlukan tanaman.
Perbedaan
paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya
konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada
kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap.
Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan organik dan
anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu atau
beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan tambahan.
Pada
budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah
yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi diberikan
dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun
anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman.
Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair dipakai sebagai awal penerapan budidaya tanaman hidroponik. Bahan kimia yang lazim
disebut garam pupuk harus ditimbang atau diukur dengan saksama. Garam pupuk
yang berbentuk gumpalan harus dihancurkan dalam bentuk serbuk yang sama
lembutnya sebelum dicampurkan dengan yang lain. Hasil campuran itu selanjutnya
dapat disimpan kering dalam wadah yang bisa ditutup rapat, kalau Belum dipakai.
Garam pupuk itu perlu diukur dan ditimbang dengan perbandingan yang seimbang
kalau akan dipakai sebagai sumber nutrisi tanaman hidroponik. Beberapa formula
yang telah banyak dikenal untuk keperluan berhidroponik.
Kemampuan
tanaman untuk menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antar
pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktorlain yang menyababkan
produksi tanaman rendah adalah penggunaan pupuk yang kurang optimal serta pola
tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah
dengan perbaikan tehnik budidaya. Salah satu tehnik budidaya tanaman yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tanaman adalah hidroponik. Dengan
sistem hidroponik dapat diatur kondisi lingkungannya seperti suhu, kelembapan
relatif dan insensitas cahaya, bahkan faktor curah hujan dapat dihilangkan sama
sekali dan serangan hama penyakit dapat diperkecil (Ari Wijayani, 2005).
Hidroponik
yaitu kegunaan air sebagai dasar pembangunan tubuh tanaman dan berperan dalam
proses fisiologi tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari hidroponik ini cukup
melimpah, diantaranya adalah tanaman menjadi lebih bersih, tidak membutuhkan
tempat yang luas, dan lain-lain. Tanaman yang dapat ditanam pada metode ini
jenis sayuran, dan buah (Arie, 2006).
Menurut Winarto (2003) bahwa
pupukorganik biasanya mengandung cukup lengkap unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, baik hara makro maupun
mikro. Media sekam padi dapat menciptakan kondisi lingkungan tumbuh khususnya sifat
fisik dan kima tanah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman karena lebih
cepat mengalami proses pelapukan dan dekomposisi, mengandung unsur hara N, P,
K, Cl dan Mg (Thomas, 1995).
Sistem budidaya secara hidroponik
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi semakin sempitnya lahan untuk
bercocok tanam secara konvensional. Hidroponik substrat menggunakan media padat
(selain tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen
serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah.Penggunaan media tanam yang tepatakan
menentukan pertumbuhan bibit yangditanam. Secara umum media tanam yangdigunakan
haruslah mempunyai sifat yang ringan,murah, mudah didapat, gembur dan subur,
sehingga memungkinkan pertumbuhan bibit yang optimum (Wijaya et al., 1994).
Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan
kebutuhan makanan.Beberapa hasil bioteknologi dalam bidang pertanian antara
lain kultur jaringan, hidroponik, pembuatan tumbuhan kebal hama, dan tumbuhan
yang mampu mengikat nitrogen sendiri. Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik tanam dengan
sistem hidroponik, karena di antara hasil
bioteknologi bidang pertanian, teknik ini paling memungkinkan untuk kita lakukan.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Teknik
Media Tanam dengan judul acara “Pembuatan Media Cair dan Padat untuk
Hidroponik” akan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 14 Maret 2013 di Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Bahan
dan Alat
3.2.1
Bahan
1. Larutan nutrisi A, B Mix
2. Pupuk gandasil B
3. Pupuk NPK, Urea, KCL dan SP-36
4. Fungisida dan insektisida
5. Ajir atau penyangga tanaman
3.2.2
Alat
1. Pot plastik
2. Pipa paralon
3. Gelas ukur
4. Cetok atau alat engaduk
5. Sprayer
3.3
Cara kerja
1.
Menanam bibit tomat kedalam media padat
dan bibit anaman kangkung pada media NFT yang telah tersedia dengan terlebih
dahulu melepaskan atau membuang olibag bibit
2.
Memadatkan media disekitar pangkal bibit
dan untuk media NFT diberi penyangga spon pada pangkal bibit
3.
Meniram media dengan air bersih
4.
Melakukan penyiraman nutrisi A B Mix
5.
Melakukan pemupukan dengan NPK, Urea,
KCL, dan SP-36
6.
Melakukan perawatan yaitu: membuang
tunas air, melakukan pengikatan batang pada ajir, pengendalian OPT
7.
Parameter pangamatan dilakukan setiap
minggu terhadap tinggi tanaman, jumlah ruas, jumlah daun, jumlah buah per
tanaman, berat buah pertanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Arie, Indragunawan. 2006. Perancangan Dan Implementasi Sistem Otomatisasi Pemeliharaan Tanaman Hidroponik. Jurnal Tehnik Elektro 8(1): 1-4
Siti, Istiqomah. 2008. Menanam Hidroponik. Yogyakarat: Aska Press
Ari, Wijayani. 2005. Usaha Menigkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Ilmu Pertanian 12(1): 77-83
Pinus, Lingga. 2007. Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Gramedia
Haryoto. 2006. Bertanam seledri dengan hidroponik. Jakarta: Grafindo
Bambang, Heliyanto. 2010. Pengaruh Media Tanam Dan Frekuensi Pemberian Air Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi Tanah Serta Pertumbuhan Jarak Pagar. Jurnal Littri 16(2): 64-69
Nina,
Rosana. 2011. Tehnik Penggunaan Beberapa Media Tanaman Pada Beberapa Klon Mawar
Mini. Buletin Tehnik Pertanian
Casino Review | No deposit bonus codes 2021 - Oklahoma
BalasHapusWelcome to Casino 메이플슬롯강화 Review, 토찾사 your chance to win big and 텍사스홀덤 have 삼성 코엑스 fun at some of the best online 먹튀사이트 조회 casino sites in the world. Read about bonus codes,