PATOGEN
DAN SIKLUS PENYAKIT BUSUK BASAH KUBIS
Erwinia
carotovora
Patogen
Penyakit busuk basah
disebabkan oleh Bakteri Erwinia
carotovora pv. Carotovora (Jones)
Dye, 1978. Erwinia adalah genus yang mempunyai bulu cambuk banyak atau
peritrich. Peritrich mempunyai flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya. Bakteri
ini menghasilkan enzim ekstraselluler
seperti pektinase yang dapat menguraikan pektin (yang berfungsi untuk
merekatkan dinding-dinding sel yang berdampingan). Dengan terurainya pektin sel-sel
akan lepas satu sama lain (H. Semangun, 2000).
Erwinia
carotovora merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat gram
negatif, umumnya berbentuk rantai, tidak berkapsul dan tidak berspora, dapat
bergerak aktif dengan 2-5 flagella. Ukuran selnya 1,5-2,0 x 0,6-0,9 mikron
(Permadi dan Sastroosiswojo, 1993). Suhu minimum untuk bakteri ini adalah 5oC,
optimum 22oC, maksimum 37oC dan akan mati pada suhu 50oC (Agrios, 2005).
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Preobacteria
Kelas : Gamma protobacteria
Ordo
: Enterubacteriales
Family
: Enterubacteriaceae
Genus : Erwinia
Spesies : Erwinia carotovora
Pada konsentrasi yang
rendah, bakteri Erwinia carotovora tidak mengaktifkan gen yang terkait dengan
patogenisitas. Namun ketika mencapai konsentrasi yang cukup, mekanisme quorum
sensing mulai berjalan dan dua set gen mulai diekspresikan. Satu set gen menghasilkan
enzim yang terlibat pada pelepasan nutrisi dari inang, sementara set gen lain
menghasilkan antibiotik karbapenem. Pembentukan antibiotik dimaksudkan untuk
membunuh bakteri spesies lain sehingga dapat dipastikan bahwa nutrisi yang
dihasilkan oleh inang hanya tersedia untuk E. carotovora. Demikian seperti
dijelaskan oleh Elling Ulvestad dari Departemen Mikrobiologi dan Immunologi,
The Gade Institute ..
Pemahaman ilmiah
mengenai mekanisme quorum sensing saat ini semakin berkembang dan mengarah pada
pemanfaatannya dalam bidang pengobatan
Daur Penyakit
Bakteri ini
mempertahankan diri dalam tanah dan dalam sisa-sisa tanaman di lapang. Pada
umumnya infeksi terjadi melalui luka atau lentisel. Infeksi dapat terjadi
melalui luka-luka karena gigitan serangga atau karena alat-alat pertanian.
Larva dan imago lalat buah dapat menularkan bakteri, karena serangga ini
membuat luka dan mengandung bakteri dalam tubuhnya.
Di dalam penyimpanan
dan pengangkutan infeksi terjadi melalui luka karena gesekan, dan sentuhan
antara bagian tanaman yang sehat dan tanaman yang sakit (H. Semangun, 2000). Suhu
yang optimal untuk perkembangan bakteri yaitu 27oC. pada keadaan suhu rendah
dan kelembaban yang rendah bakteri akan terhambat pertumbuhannya.
Bakteri ini masuk pada jaringan
daun kubis melalui hidatoda atau lubang untuk mengeluarkan dan menarik air
gutasi pada cuaca sangat lembab, umumnya pada pagi hari, karena gejala ini
selalu dimulai ujung tulang daun dan meluas hingga seluruh helaian daun dapat
busuk (T. Martoredjo, 2010).
Bakteri busuk lunak
merupakan parasit lemah yang dapat melakukan penetrasi pada inangnya hanya
melalui luka misalnya pada bercak yang diinfeksi oleh patogen lainnya, luka
karena gigitan serangga, atau luka karena alat pertanian yang digunakan untuk
memanen kubis.
Siklus penyakit atau
perkembangan penyakit dapat dijelaskan sebagai berikut. Bakteri pada awalnya
masuk ke luka pada tanaman. Luka ini dapat disebabkan oleh serangga tersebut
menyimpan telurnya pada tanaman kubis sehingga menyebabkan luka. Bakteri
setelah masuk akan makan dan membelah diri dengan cepat serta merusak sel di
sekitarnya. Hal ini menyebabkan terbentuknya cairan. Selain tiu, bakteri ini
menghasilkan enzim pektinase dan selulase. Enzim peptinase dapat menguraikan
peptin yang berfungsi untuk merekatkan dinding sel yang berdampingan. Dengan
terurainya peptin, sel-sel akan terdesintegrasi. Enzim selulase menyebabkan
merusak selulosa dan melunakkan dinding sel. Akibatnya air dari protoplasma
berdifusi ke ruang antar sel. Sel kemudian mengalami plasmolisis, kolaps, dan
mati. Bakteri selanjutnya bergerak menuju ruang antarsel dan membelah diri
sambil mengeluarkan enzimnya sehingga infeksi semakin besar.
Akibat dari hal
tersebut di atas, jaringan yang terserang kemudian melunak, berubah bentuk, dan
berlendir. Massa dari bakteri yang terdapat pada cairan dalam sel sangat
banyak. Akibatnya jaringan gabus yang banyak terserag penyakit ini pun rusak
sehingga lendir yang mengandung banyak bakteri tersebar ke dalam tanah atau
dalam penyimpanan pasca panen. Hal ini memungkinkan bakteri mengadakan kontak
dengan tanaman yang sehat sehingga tanaman sehat pun akan mengalami sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar