Selasa, 23 April 2013

hama pada jagung


EKOBIOLOGI Sitophilus oryzae
Kumbang bubuk S. oryzae merupakan hama gudang utama di Indonesia. Hama ini tersebar di daerah tropis dan subtropics dan menyerang biji-bijian yang disimpan, seperti padi, beras, dan jagung
Kumbang bubuk S. oryzae mengalami metamorfosis sempurna dari stadium telur sampai menjadi imago (kumbang dewasa). Telur berwarna putih dengan panjang kira-kira 0,5 mm. Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari. Larva tidak bertungkai, berwarna putih jernih. Larva hidup dalam biji dan merusak biji tersebut. Fase larva terjadi selama 18 hari, berwarna putih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Ketika bergerak, larva agak mengkerut. Sedang kepompongnya tampak seolah telah dewasa. Pupa dilindungi oleh kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau biji. Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5 mm dan masa pupa berlangsung selama 6 hari. Imago mempunyai kepala yang memanjang membentuk moncong (snout). Sayap mempunyai dua bercak yang berwarna agak pucat. Sayap dapat berkembang sempurna, sayap belakang berfungsi untuk terbang. Panjang tubuhnya 3,50−5 mm (Kartasapoetra 1987).
Serangan hama ini menyebabkan biji berlubang, cepat pecah dan hancur menjadi tepung. Hal ini ditandai dengan adanya tepung pada butiran yang terserang. Biji dan tepung dipersatukan oleh air liur larva sehingga kualitas biji menurun atau rusak sama sekali. Perkembangbiakan, aktivitas, dan kopulasi dilakukan pada siang hari dan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan masa kopulasi hama gudang lainnya. Lama hidup induk hama ini berlangsung 3-5 bulan. Setiap induk mampu menghasilkan 300−400 butir telur (Kartasapoetra 1987). Menurut Kalshoven (1981), telur yang dihasilkan dapat mencapai 575 butir. Perbedaan jumlah telur disebabkan oleh beragamnya
kualitas makanan.
sitopilus zeamaisMenurut Ryoo dan Clio (1992), jenis makanan atau varietas sangat berpengaruh terhadap perilaku serangga dalam meletakkan telur. Telur diletakkan pada biji yang telah dilubangi, tiap lubang diisi satu butir telur. Masing- masing lubang selanjutnya ditutup dengan sisa gerekan. Lubang gerekan berdiameter ± 1 mm. Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari. Larva yang terdapat dalam biji akan terus menggerek biji. Larva tidak berkaki, dan terus akan berada di dalam lubang gerekan. Demikian pula imago barunya akan tetap berada di dalam lubang sekitar 5 hari (Kartasapoetra 1987)




               Gambar imago Sithopilus oryzae
Hama Sithopilus oryzae ini termasuk hama primer pada jagung di Indonesia.



daus sitopilus jagung






Siklus hidup hama ini berlangsung 28-90 hari, tetapi umumnya sekitar 31 hari. Siklus hidup hama ini bergantung pada temperatur ruang penyimpanan, kelembapan atau kandungan air produk yang disimpan, dan jenis produk yang diserang. Pada kelembapan udara (Rh) 70% dan temperatur 18°C, siklus hidup S. oryzae dari telur menjadi dewasa atau imago mencapai 91 hari, namun pada Rh 80% dengan temperatur yang sama, siklus hidup S. oryzae hanya 79 hari (Kartasapoetra 1987). Hama ini bersifat polifag. Selain merusak butiran-butiran beras, hama juga merusak jagung, padi, dan lainnya.
Upaya Pengendalian
Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu upaya untuk menekan dan memperkecil kerugian petani akibat serangan hama, termasuk hama gudang. Selain itu, waktu pemanenan yang tepat juga berpengaruh terhadap adanya serangan hama. Waktu panen jagung yang tepat adalah setelah masak fisiologis, yang ditandai dengan kelobot berwarna kuning dan telah kering atau terlihat lapisan hitam pada ujung biji yang melekat pada tongkol. Panen yang tepat dapat mengurangi serangan S. oryzae setelah biji disimpan. Hal yang tak kalah pentingnya ialah penyimpanan yang tepat baik ketebalan wadah dan suhu penyimpanan yang digunakan serta dengan melakukan fumigasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar